Arsitektur - Properti - Jual Rumah

jasa desain ruang dalam dan ruang luar. rumah, bangunan, perabot
+ Jasa Pasang KANOPI PVC Premium + Tukang Kanopi Berpengalaman

TEKNOLOGI BAHAN dan KONSTRUKSI : Teknik Sipil

PRAKTIK TEKNOLOGI BAHAN dan KONSTRUKSI

 Teknik Sipil /

2.    Tujuan
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu membuat elemen-elemen konstruksi bangunan menggunakan teknologi bahan, seperti beton bertulang, beton pratekan, baja tulangan dan baja profil (beam), dan bahan bangunan lainnya untuk membuat pondasi, balok, kolom, plat, dinding, dan  system rangka atap.

3.    Deskripsi Isi
Materi praktik teknologi bahan konstruksi meliputi praktik membuat model struktur untuk bangunan sipil, yaitu struktur pondasi beton bertulang, struktur balok dan kolom, struktur plat atap dan dinding, serta konstruksi atap baja (rangka dan portal).
 

  Membuat benda kerja untuk pekerjaan struktur bangunan sipil


6.    Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan
Pertemuan 1     :     Pengantar praktik teknologi bahan konstruksi
Pertemuan 2     :     Pengenalan teknologi alat dan bahan konstruksi
Pertemuan 3,4,5     :     Praktik membuat tulangan untuk konstruksi bangunan (pondasi, balok, kolom, plat)
Pertemuan 6,7,8    :     Praktik membuat bekisting dan campuran beton sebagai bahan konstruksi
Pertemuan 10,11,12    :     Praktik pengecoran
Pertemuan 13,14,15     :     Praktik membuat konstruksi atap baja (rangka dan portal)



7.    Daftar Buku     
1.    Buku Utama :  -

2.    Referensi :  

•    Supribadi, I K. (1996). Konstruksi Bangunan A dan B. Bandung: Armico
•    PPPGT (1990). Petunjuk praktik kerja batu beton,
•    Subarkah, Iman (1990) Konstruksi Bangunan Gedung. Bandung: Idea.
•     Dharma, Sumadi (1977) Konstruksi Bangunan Gedung-gedung I dan II. Bandung : TTB.

PENGELASAN & Pematrian / Penyolderan : Kesimpulan

1. Logam dasar yang disambung berikut bahan tambah (jika diperlukan) dipanasi dan mencair dalam waktu yang bersamaan, selanjutnya setelah dingin akan menjadi sambungan terpadu yang sangat kuat.

2. Keuntungan dari pengelasan antara lain :
a. Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b. Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.
c. Bahan lebih hemat.
d. Konstruksi lebih ringan.
e. Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).

3. Faktor yang mempengaruhi kualitas pengelasan antara lain : Teknik pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas.

4. Kampuh penyambungan las ada tiga macam yakni : kampuh sambungan lurus, kampuh sambungan Sudut dan kampuh sambungan Te.

5. Perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam dibawah ini dilihat dari kandungan karbonnya :
a. Besi : mengandung karbon 0 s.d. 4,5%.
b. Baja Karbon Rendah : mengandung karbon kurang dari 30%.
c. Baja Karbon Tinggi : mengandung karbon 0,45% s.d. 1,70%
d. Baja Cor : mengandung karbon kurang dari 0,40%. e. Besi Cor : mengandung karbon kurang dari 2%.

6. Tujuan dari pemanasan mula pada pengelasan besi cor adalah agar tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga tidak mudah retak.

7. Langkah persiapan yang perlu kita lakukan sebelum melakukan pengelasan las acetelyne/karbid dan las busur listrik antara lain :
a. Membuat rencana kerja.
b. Menentukan pengelasan yang akan dikerjakan.
c. Menentukan posisi pengelasan.
d. Mempersiapkan alat perakit atau alat bantu.
e. Melakukan las ikat f. Pembersihan, Pemeriksaaan dan perbaikan alur.

8. Gas yang sering dipakai sebagai bahan bakar dalam pengelasan busur cair antara lain : gas acetelyne (karbir), gas propan, gas hydrogen, gas elpiji dll.

9. Peralatan pengelasan acetelyine beserta fungsinya antara lain :
a. Brander las sebagai tempat bercampurnya gas karbit dengan oksigen (O2).
b. reguletor berfungsi untuk mengukur tekanan gas pada tabung dan membatasi tekanan gas yang keluar dari tabung, baik gas oksigen maupun gas karbit.
c. Katup pengaman untuk menghindari terjadinya tekanan dan pembakaran balik.
d. Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur api yang dihasilkan dari las karbid.
e. Jarum pembersih untuk membersihkan kotoran yang menyumbat pada torekh (ujung brander)

10. Suhu yang bisa dicapai dalam pengelasan Oksi-gas karbid adalah : 3.100 – 3.200 ºC

11. Macam-macam nyala api netral pada las acetelyne adalah :
a. Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan gas karbid. Batas nyala ketiga kerucut yang terjadi tidak jelas.
b. Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan oksigen. Pada nyala api oksidasi terlihat dua kerucut, dan kerucut bagian dalam pendek berwarna birupucat sampai ungu. Pada nyala api oksidasiini biasanya terdengar suara berdesis.
c. Nyala api netral terbentuk karena campuran gas karbid dan oksigen yang seimbang. Nyala api netral terdapat dua kerucut dengan batas yang cukup jelas. Kerucut dalam berwarna putih bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening.

12. Proses terjadinya busur cahaya: Pada pembentukan busur cahaya, elektrode keluar dari kutup negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutup positif (anoda). Dari katup positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutup negatif. Melalui proses ini, ruang udara diantara katoda dan anoda (benda kerja dan elektroda ) dibuat penghantar untuk arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur cahaya. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.

13. Keuntungan dan kerugian teknik pengelasan arah maju dan arah mundur pada las listrik adalah: (a). pada arah maju memungkinkan terjadinya pemanasan awal bahan dasar, tetapi fluks tidak terlindung sehingga memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer ikut mempengaruhi pendinginan yang dapat mengakibatkan korosi. (b). Pada arah mundur tidak memungkinkan pemanasan awal logam dasar tetapi pendinginan cairan lasan dan fluks terlindung oleh gas sehingga oksigen udara luar tidak bereaksi dengan cairan lasan. Dengan demikian proses korosi dapat diminimalisir.

14. Fungsi dari fluks (bahan tambah) dari elektroda pada pengelasan busur listrik adalah :
a. Untuk memudahkan penyulutan dan pemantap busur setelah proses pengelasan berjalan.
b. Meningkatkan dampak bakar.
c. Sebagai bahan pengisi pada kampuh sambungan.
d. Untuk memperlancar pemindahan butir – butir cairan elektroda.
e. Pembentuk terak dan gas, untuk melindungi cairan logam lasan dari pengaruh udara luar (deoksidator).

15. Yang mempengaruhi agar hasil pengelasan pada las busur listrik antara lain : Pemilihan elektroda, bahan logam lasan, pengaturan tegangan dan arus listrik, kecepatan pengelasan, polaritas las, dan gerakan elektroda

16. Pematrian ialah suatu cara penyambungan bahan logam di bawah pengaruh penyaluran panas dengan pertolongan imbuhan logam atau campuran logam yang mudah melebur (patri) yang titik leburnya berada di bawah titik lebur bahan dasar yang akan disambungkan.

17. Sambungan patri atau pematrian dapat dikelompokkan menurut :
a. Suhu dan kekuatan sambungan. Dibedakan lagi menjadi 2 yaitu: pematrian lunak dan pematrian keras.
b. Bentuk lokasi. Dibedakan lagi menjadi 3 yaitu : pematrian celah, pematrian sambungan, dan pematrian bubuhan.
c. Metode Pematrian. Dibedakan lagi menjadi 9 yaitu : pematrian dengan tuas patri, pematrian dengan api, pematrian tungku, pematrian selam, pematrian rendaman garam, pematrian tahanan, pematrian imbas, pematrian sepuh dan pematrian otomatis.

18. Menurut ketinggian suhu kerja Pematrian dan kekuatan sambungan, Pematrian dibedakan menjadi 2 yakni: (a) Pematrian lunak.Titik lebur patri lunak dibawah 450oC. pada umumnya kekuatan patri lebih rendah daripada kekuatan bahan dasar. (b). Pematrian keras. Titik lebur patri keras di atas 450oC. kadangkadang kekuatan patri sedikit lebih rendah, namun seringkali lebih tinggi daripada kekuatan bahan dasar.

19. Proses pengikatan di dalam Pematrian berlangsung pada permukaan bahan dasar yang akan digabungkan. Bidang Pematrian tidak dilelehkan. Terhadap ini disalurkan sedemikian banyak energi panas sehingga patri mulai meleleh, menjaring bidang-bidang Pematrian, merambat, masuk ke dalam celah Pematrian dengan efek pori-pori (celah kapilar, celah isap), mengeras di sana dan mengikat diri dengan bahan dasar.

20. Ikatan pematrian ditimbulkan oleh tiga proses fisikalis yaitu : (a). Adhesi (gaya lekat, antara patri dan bahan dasar. (b). Difusi (saling memasuki menyusup). Partikel patri yang terhalus menyusup ke dalam tata susun permukaan bahan dasar dan berakar (terjangkar) sekitar batas butiran kristal. (c). Pembentukan paduan antara patri dan bahan dasar.

21. Aturan dasar pematrian adalah : Bidang pematrian harus bersih (bersifat logam murni) agar patri dapat merambat dengan baik, bahan pelumer dan kekuatan sambungan patri, suhu yang tepat pada proses pematrian, celah pematrian hendaknya sempit.

22. Pematrian lunak diterapkan apabila jalur sambungan patri harus dikedapkan dengan baik atau tidak harus terlalu pejal dan tidak boleh menderita beban suhu yang tinggi.

23. Pematrian keras diterapkan apabila ikatan harus kokoh dan tahan terhadap suhu tinggi. Penerapannya pada kasus yang menimbulkan kesulitan besar bila dilakukan pengelasan atau atas dasar alasan konstruktif sama sekali tidak memungkinkan pengelasan. Cara pematrian keras: metode pematrian berikut: pematrian api, pematrian benam, pematrian kubangan garam, pematrian tungku, pematrian imbas dan pematrian tahanan listrik. Bahan yang dapat dipatri keras: Hampir semua logam yang titik leburnya di atas 500° C dapat dipatri dengan patri keras yang cocok.

Selengkapnya : Patri / Solder / Penyolderan Pematrian

Selengkapnya : PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN

 

Celah Sambungan Patri : Pematrian

 
 Lebar celah S sangat menentukan kekuatan ikatan patri.
Prinsip dasar: Celah Pematrian hendaknya sempit. Hanya pada bidang Pematrian yang berdampingan dekat sekali patri mengalir didukung oleh efek isap dan pori-pori ke dalam celah . Jika celah terlalu renggang, tegangan pribadi (gaya kohesi) wider mencegah perambatannya.

a) Lebar celah S yang betul. Patri L disudut dan memenuhi segenap celah. Bahan pelumer F mencegah pembentukan oksid O.

b) Salah. Lebar celah S terlalu besar. Patri tidak meresap.

c) Celah tidak boleh membesar pada arah aliran patri, hal demikian dapat menghadang peresapan patri. Yang benar ialah penyaluran dan kanan.

Gambar Lebar celah yang betul dan yang salah.

Ke dalam celah-celah yang sejajar atau menyempit, patri dapat mengalir dengan baik. Pelebaran celah pada arah aliran patri mengakibatkan terputusnya aliran. Jadi, pada celah yang lebarnya berlainan, penyaluran patri harus dilakukan dan sisi celah yang lebih besar

Lebar celah yang paling menguntungkan serta memberikan kekuatan terbesar kepada sambungan patri, bergantung pada jenis patri. Semakin encer patri, harus semakin sempit pula celah. Patri dan tembaga dan perak yang encer menuntut celah yang lebih sempit dan pada yang dibutuhkan oleh patri kuningan dan patri lunak yang kental (gambar 8). Kecepatan perambatan patri encer lebih besar daripada kecepatan perambatan patri kental.

Gambar Lebar Celah \

Gambar Difusi Patri

Perkecualian dari tuntutan umum akan celah yang sempit:

Jika bahan kerja yang regangan panasnya berbeda harus dipatri satu sama lain, celah patri harus agak lebih lebar (contohnya pada Pematrian keras logam keras H di atas baja St dengan patri tembaga L). Di dalam kasus demikian, lapisan patri yang liat (tembaga) harus mengimbangkan regangan panas yang berbeda pada bahan dasar. Semakin lebar celah, akan semakin kecil perubahan bentuk bahan patri yang diakibatkan oleh selisih regangan.

Selengkapnya : Patri / Pematrian

 

Kualitas Hasil Pengelasan

 

Kualitas hasil pengelasan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : Teknik Pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas serat jenis kampuh yang tepat.

a). Teknik Pengelasan


Faktor yang mempengaruhi kualitas las pada pengelasan ini adalah posisi mengelas, bentuk kampuh sambungan, kecepatan mengelas, brander las yang dipakai (untuk las gas), ukuran elektrode (las Busur).

b). Bahan logam yang disambung


Logam yang dipanasi sampai keadaan lumer/meleleh, maka pada proses pendinginan kembali akan terjadi perubahan sifat elastisitas logam, jika didinginkan secara perlahan logam akan menjadi kenyal dan jika didinginkan mendadak (dengan cepat) logam akan menjadi getas. Logam yang dipanasi tersebut akan mengalami perubahan komposisi kimia yang terkandung, trutama unsur karbon (C). Logam yang meleleh pada temperatur tinggi akan lebih banyak mengandung gas dari pada logam yang meleleh pada temperatur rendah, dan berakibat logam menjadi keropos. Untuk menghindari keropos tersebut maka sewaktu pengelasan perlu diberi bahan fluks (bahan pelindung). Perlu diketahui pula bahwa logam yang disambung diusahakan mempunyai titik lebur yang sama, sehingga proses penyambungannya menjadi sempurna.

c). Pengaruh Panas


Akibat pengaruh panas terjadi ekspansi dan pemuaian, sehingga menimbulkan tegangan-tegangan skunder yang tidak diinginkan. Pada proses pendinginan logam lasan yang meleleh/cair akan menjalani proses pembekuan. Selama pembekuan akan terjadi reaksi pemisahan (retak), terbentuk lobang halus, serta terbentuknya oksida-oksida. Reaksi pemisahan ada beberapa macam yakni : (a) pemisahan makro, yaitu : terjadinya perubahan pada garis lebur menuju ke garis sumbu las, (b) pemisahan gelombang, yaitu : terputusnya gelombang manik las, dan (c) pemisahan mikro, yaitu : terjadinya perubahan komponen dalam satu pijar atau bagian dari satu pilar.

d). Macam-macam Kampuh Sambungan Las


Pada rancang bangun suatu konstruksi ada berbagai macam bentuk kampuh sambungan las. Dalam uraian ini dibedakan menjadi tiga kelompok kampuh sambungan las yakni : kampuh lurus, kampuh sudut, dan kampuh Te. 


Kampuh sambungan Las bentuk LURUS

 

c. = 0 c. = 2-3 mm c. = 2-3 mm
s. = 1-2 mm s. = 2-6 mm s. = 4-6 mm
c. : jarak logam s. : Tebal logam
(a). I Tertutup (b). I Terbuka (c). I Terbuka Lebar
55º-70º
c. = 0 c. = 2 – 3 mm c. = 2-3 mm
t. = 3 mm t. = 3 mm t. = 3 mm
s. = 6-26 mm s. = 6-26 mm s. = 6-26 mm
t. : Tinggi bidang sentuh
(d). Kampuh Ve (e). Ve – Celah (f). Ve – Tumpul
16
s. = 12-40 mm s. = 12-40 mm s. = 12-40 mm
(g). Kampuh Ka (h). Kampuh Eks (i). Kampuh 2/3 Eks
(j). Kampuh U (k). Kampuh ½ U (l) Kampuh Dobel U
 


(a). Kampuh Sudut Membujur (b). Kampuh Sudut Melintang
(c). Kampuh Sudut Terbuka (d). Kampuh Sudut tertutup
17
(e). Kampuh Kowak (f). Kampuh Lubang

Macam-macam Kampuh Sambungan Sudut

(a). Kampuh Te Tumpul (b). Te ½ - Ve
(c). Kampuh Te – Ka (d). Kampuh Te ½ U
 


Macam-macam kampuh sambungan Te. 


Selengkapnya : PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN

PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN

 MELAKUKAN PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN 

DAFTAR ISI  
PETA KEDUDUKAN MODUL  
PERISTILAHAN/GLOSSARY 
I. PENDAHULUAN 
A. DESKRIPSI 
B. PRASYARAT …
 
D. TUJUAN AKHIR 
E. KOMPETENSI
F. CEK KEMAMPUAN 
II. PEMELAJARAN 
A. RENCANA BELAJAR SISWA…
B. KEGIATAN BELAJAR 
1. Kegiatan Belajar 1 : Pengelasan Busur Api (Acetelyne) dan Pengelasan Busur Cahaya (Las Listrik), Kesehatan Kerja dan Lingkungan 
a. Tujuan kegiatan belajar 1 
b. Uraian materi 1 
c. Rangkuman 1 
d. Tugas 1 
e. Tes formatif 1 
f. Kunci jawaban formatif 1 
g. Lembar kerja 1 
2. Kegiatan Belajar 2 : Prosedur Pengelasan Las Busur Api dan Las Busur Cahaya Elektroda Terbungkus 
a. Tujuan kegiatan belajar 2
b. Uraian materi 2
c. Rangkuman 2 
d. Tugas 2 
e. Tes formatif 2 
f. Kunci jawaban formatif 2 
g. Lembar kerja 2 
3. Kegiatan Belajar 3 : Pematrian 
a. Tujuan kegiatan belajar 3
b. Uraian materi 3 
c. Rangkuman 3 
d. Tugas 3 
e. Tes formatif 3 
f. Kunci jawaban formatif 3 
g. Lembar kerja 3 
III.EVALUASI 
A. PERTANYAAN 
B. KUNCI JAWABAN
C. KRITERIA KELULUSAN
IV.PENUTUP 
DAFTAR PUSTAKA   


PETA KEDUDUKAN MODUL
A. Diagram Pencapaian Kompetensi
Diagram ini menunjukkan tahapan urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada siswa dalam kurun waktu tiga tahun. Modul Memilih, Mempersiapkan dan Menggunakan Hiasan/ Trim Berperekat merupakan modul untuk membentuk kompetensi memilih dan menggunakan hiasan/ Trim berperekat.


Keterangan
OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
OPKR 10-016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan. Kesehatan Keria dan Lingkungan.
OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja.
OPKR 10-010C. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan
OPKR 10-006C. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan
OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan
OPKR 60-006C. Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang panel-panel bodi kendaraan, bagian-bagian panel dan perangkat tambahannya
OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang
OPKR 60-007C. Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding, transfer/gambar hiasan, stiker dan decal/lis, spoile
OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik
OPKR 60-013C. Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan
OPKR 60-011C. Melaksanakan prosedur masking
OPKR 60-009C. Memasang perapat komponen kendaraan
OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan pengecatan kecil
OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik
OPKR 60-018C. Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan
OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/Trim berperekat
OPKR 60-029A. Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/bahan komposit
OPKR 60-030A. Memperbaiki komponen finberglas/bahan komposit
OPKR 60-031A. Memperbaiki komponen bodi menggunakan dempul timah (lead wiping)
OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara
OPKR 60-050A Membersihkan permukaan kaca
OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam
 


PERISTILAHAN / GLOSSARY

Welding adalah : Pengelasan ; proses menyambung dua buah logam atau lebih dengan mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas.

Las acetelyne adalah : proses pengelasan dengan memanfaatkan gas acetelyne (gas karbid) sebagai bahan bakarnya.

Regulator las adalah : alat yang digunakan untuk mengatur tekanan, baik tekanan gas acetelyne maupun gas oksigen.

Las Listrik adalah : proses pengelasan dengan memanfaatkan suhu yang tinggi dari busur listrik sebagai sumber panas.

Penetrasi adalah : dampak bakar atau daya tembus pengelasan, baik las acetelyne maupun las listrik.

Deposit adalah : endapan dari dua logam yang mencair pada saat dipanaskan sampai pada titik lebur kamudian didinginkan.

Fluks adalah : lapisan pada elektrode yang berfungsi melindungi cairan lasan dari reaksi terhadap oksigen atmosfer, memudahkan penyulutan dll.

Penetrasi adalah : daya tembus/ rembes cat kepada masking paper dan masking tape.

Pematrian adalah : suatu cara penyambungan bahan logam di bawah pengaruh penyaluran panas dengan pertolongan imbuhan logam atau campuran logam yang mudah melebur (patri) yang titik leburnya berada di bawah titik lebur bahan dasar yang akan disambungkan.

PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI

Modul ini berisi materi praktis tentang Prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan yang meliputi : tujuan dan K3L, Pengertian umum, metode dan prosedur, dan langkahlangkah yang harus diperhatikan dalam prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan. Semua yang kami kupas dalam modul ini membahas tentang informasi penting yang dikemas secara sistematis disertai tugas-tugas praktis untuk diketahui siswa SMK program keahlian Teknik Body Otomotif. Harapannya setelah mempelajari modul ini siswa dapat memahami prosedur yang benar dari prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas, dan pemanasan. Kompetensi yang terdapat dalam modul ini banyak dipakai dalam industri karoseri kendaraan baik sekala besar maupun kecil, bahkan dalam bengkel-bengkel perbaikan body yang banyak tersebar di Nusantara ini. Siswa yang sudah memiliki kompetensi dalam modul ini dapat bekerja di bengkel perbaikan body (Body repair) kendaraan maupun industri karoseri kendaraan. Dalam akhir pembelajaran modul ini perlu diadakan Kunjungan Industri agar siswa mengetahui secara langsung penggunaan kompetensi dalam modul ini di lapangan serta untuk membuka wawasan kewirausahaan siswa.


B. PRASYARAT


Dari peta kedudukan modul dalam halaman depan modul ini dapat diketahui beberapa kompetensi sebagai prasarat siswa dalam mempelajari modul ini yakni :
1. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.
2. Mengikuti prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.
3. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkan Tempat Kerja.
4. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
5. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik.

Dengan penguasaan kompetensi prasarat diatas siswa dapat dengan mudah mempelajari kompetensi Masking Pengecatan ini.


C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Petunjuk bagi Siswa :

a. Bacalah modul ini dengan seksama dan pahami setiap topik secara berurutan, karena isi dari modul ini saling keterkaitan antara kegiatan belajar satu dengan yang lainnya.

b. Kerjakan Tugas pada modul ini dan laporkan tugas anda kepada guru pendamping/instruktur. Jika tugas dinyatakan belum baik ulangi kembali sampai dinyatakan baik.

c. Kerjakan tes formatif dalam modul ini tanpa melihat kunci jawabannya. Cocokkan dengan kunci jawaban. Jika masih terdapat kesalahan ulangi kembali sampai tidak terdapat kesalahan.

d. Siapkan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan di ruang kerja anda sebelum anda melaksanakan praktek.

e. Jangan cepat puas dengan hasil praktek anda, coba lagi sampai mendapatkan kualitas pekerjaan yang sempurna.

f. Jika ada yang kurang jelas tanyakan pada instruktur/guru pembimbing anda.

g. Jika anda sudah dapat menguasai modul ini baik materi maupun prakteknya, mintalah evaluasi kompetensi dan surat keterangan sertifikasi pada guru pendamping/instruktur.

2. Petunjuk bagi Guru :

a. Bantulah peserta diklat dalam merencanakan (Planing) proses belajar.

b. Instruktur/Guru wajib mendampingi siswa dalam mempelajari modul ini.

c. Koreksilah tugas dan hasil latihan yang dikerjakan siswa dengan baik, berilah respon pada siswa anda supaya siswa lebih bersemangat.

d. Awasi (Controlling) peserta diklat dalam mempelajari modul ini.

e. Guru bertugas mengorganisasikan (Organizing) peserta diklat untuk memudahkan siswa dalam belajar.

f. Jika siswa dipandang sudah mampu menguasai materi modul ini Guru bertugas meng-evaluasi (Evaluasing) peserta diklat dan berilah surat keterangan serifikasi keahlian/ kompetensi tentang Masking Pengecatan.

g. Untuk memudahkan guru dalam penilaian hasil latihan siswa, Guru wajib membuat kriteria penilaian yang berisi sub-sub kompetensi siswa. Berilah angka penilaian pada setiap butir kompetensi tersebut (contoh kriteria penilaian terlampir).

D. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari pembelajaran modul ini adalah :

1. Siswa mampu menyebutkan peralatan keselamatan kerja dan memiliki kompetensi dalam melaksanakan langkah keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan dengan baik.

2. Siswa mampu menyebutkan bahan dan peralatan Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan panas dan pemanasan serta menjelaskan fungsi dari peralatan tersebut.

3. Siswa memiliki kompetensi sebagai berikut :

a. Menjelaskan Peralatan dan bahan yang dipakai pada prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan dengan benar.

b. Menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan panas dan pemanasan dengan benar.

c. Menjelaskan prosedur pengelasan dan melakukan pengelasan dengan prosedur yang benar.

d. Menjelaskan prosedur pematrian dan melakukan Pematrian dengan benar.

e. Menjelaskan dan melaksanakan prosedur Pemotongan dengan panas dengan benar.


E. Kompetensi
Modul ini membentuk kompetensi Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian pemotongan dengan panas dan pemanasan. Sedangkan subkompetensi yang ingin dicapai dapat dijabarkan seperti dibawah ini :
KOMPETENSI : Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian pemotongan dengan panas dan pemanasan.
KODE : OPKR-10-006.C
DURASI : 140 Jam @ 45 menit
SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN
KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Pelaksanaan
prosedur
pengelasan
? Prosedur pengelasan dilaksanakan
tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen atau sistem
lainnya
? Informasi yang benar diakses
dari spesifikasi pabrik
dan dipahami
? Seluruh kegiatan pengelas-an
dilaksanakan berdasar-kan
SOP (Standard Operation
Prosedure) pera-turan K3L
(Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Ling-kungan) yang
berlaku, dan
prosedur/kebijakan perusahaan
? Melaksanakan prosedur
pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas
dan pemanasan sesuai
instruksi perbaiakan pada
jasa pelayanan pemeliharaan/
servis dan perbaikan
kompetensi umum
(mengacu pada unit OPKR-
60-001C untuk pengelasan
yang se-suai pada
kompetensi bodi
kendaraan)
? Pengelasan
dilaksana-kan
tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen
atau sistem lainnya
? Undang-undang tentang
K3L
? Persyaratan keamanan
perlengkapan kerja
? Persyaratan keselamatan
diri (contoh, asap
beracun/ timah hitam
beracun)
? Tipe dari logam-logam
yang sesuai dengan
pene-rapannya
? Prosedur pengelasan
(oxy, arc, dan MIG
dan/atau TIG)
? Prosedur pematrian
? Prosedur pemotongan
dengan panas
? Prosedur pemanasan
? Mengakses, memahami
dan menerapkan
informasi teknik
? Menggunakan peralatan
dan perlengkapan yang
sesuai
? Menerapkan
persyaratan
keselamatan diri
? Menerapkan asetelin
oxy (las karbit) dan
prosedue pengelasan
arc (las busur)

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN
KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Pelaksanaan
prosedur
pematrian
? Prosedur pematrian dimatikan
tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap komponen
atau sistem lainnya
? Informasi yang benar diakses
dari spesifiaksi pabrik
dan dipahami
? Seluruh kegiatan pematrian
dilaksanakan berdasarkan
SOP (Standard Operatiron
Prosedure) peraturan K3L
(Keselamatan, Kesehatan
Kerjsa dan Lingkungan) yang
berlaku dan prosedur/
kebijakan perusahaan
? Melaksanakan prosedur
pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas
dan pemanasan sesuai
instruksi perbaiakn pada
jasa pelayanan
pemeliharaan/ servis dan
perbaikan kompe-tensi
umum (mengacu pada unit
OPKR-60-001C untuk
pengelasan yang sesuai
pada kompetensi bodi
kendaraan)
? Pematrian
dilaksana-kan
tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen
atau sistem lainnya
? Undang-undang tentang
K3L
? Persyaratan keamanan
per-lengkapan kerja
? Persyaratan keselamatan
diri (contoh, asap
beracun/ timah hitam
beracun)
? Tipe dari logam-logam
yang sesuai dengan
pene-rapannya
? Prosedur pengelasan
(oxy, arc, dan MIG
dan/atau TIG)
? Prosedur pematrian
? Prosedur pemotongan
dengan panas
? Prosedur pemanas
? Mengakses, memahami
dan menerapkan
informasi teknik
? Menggunakan peralatan
dan perlengkapan yang
sesuai
? Menerapkan
persyaratan
keselamatan diri
? Menerapkan prosedur
pematrian
3. Pelaksanaan
prosedur
pemotongan
dengan panas
? Prosedur pemotongan
dengan panas dimatikan
tanpa menyebabkan kerusakan
terhadap kompo-nen
atau sistem lainnya
? Informasi yang benar diakses
dari spesifiaksi pabrik
dan dipahami
? Seluruh kegiatan pemotongan
dengan panas dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard Operatiron
Prosedure) peraturan K3L
(Kesela-matan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan) yang
berlaku dan prosedur/
kebijakan perusahaan
? Melaksanakan prosedur
pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas
dan pemanasan sesuai
instruksi perbaiakn pada
jasa pelayanan
pemeliharaan/ servis dan
perbaikan kompe-tensi
umum (mengacu pada unit
OPKR-60-001C untuk
pengelasan yang sesuai
pada kompetensi bodi
kendaraan)
? Pemotongan
dengan panas
dilaksanakan tanpa
menyebabkan
kerusakan
terhadap
komponen atau
sistem lainnya
? Undang-undang tentang
K3L
? Persyaratan keamanan
perlengkapan kerja
? Persyaratan keselamatan
diri (contoh, asap
beracun/ timah hitam
beracun)
? Tipe dari logam-logam
yang sesuai dengan
pene-rapannya
? Prosedur pengelasan
(oxy, arc, dan MIG
dan/atau TIG)
? Prosedur pematrian
? Prosedur pemotongan
dengan panas
? Prosedur pemana
? Mengakses, memahami
dan menerapkan
informasi teknik
? Menggunakan peralatan
dan perlengkapan yang
sesuai
? Menerapkan
persyaratan
keselamatan diri
? Menerapkan prosedur
pe-motongan dengan
panas

SUB MATERI POKOK PEMELAJARAN
KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4. Pelaksanaan
prosedur
pemanasan
? Prosedur pemanasan dilaksanakaan
tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen atau sistem
lainnya
? Informasi yang benar diakses
dari spesifiaksi pabrik
dan dipahami
? Seluruh kegiatan pemanas-an
suhu dilaksanakan
berdasarkan SOP (Standard
Operatiron Prosedure)
peraturan K3L (Keselamatan,
Kesehatan Kerjsa dan
Lingkungan) yang berlaku
dan prosedur/kebijakan
perusahaan
? Melaksanakan prosedur
pengelasan, pematrian,
pemotongan dengan panas
dan pemanasan sesuai
instruksi perbaiakn pada
jasa pelayanan
pemeliharaan/ servis dan
perbaikan kompe-tensi
umum (mengacu pada unit
OPKR-60-001C untuk
pengelasan yang sesuai
pada kompetensi bodi
kendaraan)
? Pemanasan
dilaksana-kan
tanpa menyebabkan
kerusakan terhadap
komponen
atau sistem lainnya
? Undang-undang tentang
K3L
? Persyaratan keamanann
perlengkapan kerja
? Persyaratan keselamatan
diri (contoh, asap
beracun/ timah hitam
beracun)
? Tipe dari logam-logam
yang sesuai dengan
pene-rapannya
? Prosedur pengelasan
(oxy, arc, dan MIG
dan/atau TIG)
? Prosedur pematrian
? Prosedur pemotongan
dengan panas
? Prosedur pemana
? Mengakses, memahami
dan menerapkan
informasi teknik
? Menggunakan peralatan
dan perlengkapan yang
sesuai
? Menerapkan
persyaratan
keselamatan diri
? Menerapkan prosedur
pemanasan
F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari modul OPKR-60-011 C, isilah dengan cek list (? ) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat
dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
No. Kompetensi Jawaban
Ya Tidak
Bila jawaban
‘Ya’, kerjakan


1.
Menyebutkan peralatan keselamatan kerja dan memiliki kompetensi
dalam melaksanakan langkah keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan
2.
menyebutkan bahan dan peralatan Pengelasan, Pematrian,
Pemotongan dengan panas dan pemanasan serta menjelaskan fungsi
dari peralatan
3. Menjelaskan Peralatan dan bahan yang dipakai pada prosedur
pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan
4.
Menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan dengan panas dan
pemanasan
5. Menjelaskan prosedur pengelasan dan melakukan pengelasan
6. Menjelaskan prosedur pematrian dan melakukan Pematrian
7. Menjelaskan dan melaksanakan prosedur Pemotongan dengan
panas
Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini!

PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di
bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai
mempelajari setiap kegiatan belajar.
Jenis Kegiatan Tgl Waktu
Tempat
Belajar
Alasan
Perubahan
Paraf
Guru
A. Penjelasan Umum
? Menjelaskan Kesela-matan
dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan secara umum
? Menjelaskan secara umum
tentang penge-lasan,
pemotongan, pematrian
dan pema-nasan yang
meliputi kegunaan dan
keun-tungannya.
? Menjelaskan perenca-naan
prosedur penge-lasan yang
meliputi : ketebalan
bahan, jenis sambungan,
proses pengelasan &
alasan keputusan
pengambil-an prosedur
penge-lasan.
B. Pengelasan Acetelyne
? Menjelaskan tentang
pengelasan Acetelyne yang
meliputi : pengertian,
peralatan dan kegunaan.
? Menjelaskan teknik
pengelasan Acetelyne
C. Pengelasan Arc/busur
? Menjelaskan penge-lasan
Arc/busur yang meliputi :
pengertian, peralatan dan
keguna-an.
? Menjelaskan teknik pengelasan
Arc/busur
D. Pematrian
? Menjelaskan penger-tian,
peralatan dan kegunaan
pematrian
10
? Menjelaskan teknik pematrian
dengan patri lunak
dan patri keras
E. Pemotongan dengan panas
? Menjelaskan pengertian,
peralatan dan kegunaan
pemotongan
? Menjelaskan teknik
pemotongan logam dengan
panas
F. Pemanasan
? Menjelaskan pengertian,
peralatan dan kegunaan
pema-nasan
? Menjelaskan teknik pemanasan
logam.



B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar
 

1 : Pengelasan Busur Api (Acetelyine) dan Pengelasan Busur Cahaya (Las Listrik),

Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L)

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah mempelajari topik ini diharapkan siswa mampu :
1). Mengetahui langkah-langkah umum K3L dalam pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan.
2). Menjelaskan pengertian las secara umum, penggunaan las
dan keuntungan pengelasan.
3). Menjelaskan macam-macam las dengan benar.
4). Menjelaskan macam-macam kampuh sambungan las.
b. Uraian Materi 1



Selengkapnya : PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN

c. Rangkuman PROSEDUR PENGELASAN, PEMATRIAN, PEMOTONGAN DENGAN PANAS DAN PEMANASAN 1

Dari uraian materi diatas dapat dirangkum sebagai berikut :

1) K3L adalah wajib dilakukan sebagai upaya dalam melindungi hak kelangsungan hidup baik manusia, hewan dan lingkungannya.

2) Dalam Proses pengelasan harus memperhatikan langkah K3L, terlebih dalam pengelasan menggunakan las gas selalu berhubungan dengan gas yang mudah terbakar.

3) Pengelasan adalah proses penyambungan dua logam atau lebih dengan mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas. 4) Dalam pengelasan, logam yang disambung diharapkan mempunyai titik lumer yang sama, sehingga ketika mencair akan bersama-sama dan akan terjadi ikatan yang kuat.

5) Kampuh penyambungan las ada tiga macam yakni : kampuh sambungan lurus, kampuh sambungan Sudut dan kampuh sambungan Te.

6) Untuk mempermudah pengelasan pada beberapa jenis logam kita perlu mengenali sifat dan karakteristik logam tersebut. Dalam modul ini dibahas pengelasan pada Besi dan Baja yang terdiri dari : Besi, Baja karbon (Baja karbon rendah dan baja karbon tinggi), Baja Cor dan Besi Cor.



d. Tugas 1
Agar siswa lebih menguasai materi kegiatan I ini maka perlu diberikan tugas antara lain :
1. Buatlah poster sederhana tentang keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang berhubungan dengan Pengelasan dan Pematrian.
2. Carilah artikel di internet tentang K3L pengelasan dan pematrian.

e. Tes Formatif 1
1) Jelaskan proses terjadinya ikatan metalurgi?
2) Sebutkan tiga keuntungan dari pengelasan dibandingkan dengan proses penyambungan yang lain.
3) Apa saja yang mempengaruhi kualitas pengelasan?
4) ada berapa jenis kampuh dalam proses pengelasan? Sebutkan!
5) Apa perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam dibawah ini :
a) Besi
b) Baja Karbon Rendah
c) Baja Karbon Tinggi
d) Baja Cor
e) Besi Cor
6) Apa tujuan dari pemanasan mula pada pengelasan besi cor.

f. Kunci Jawaban Formatif 1
1) Logam dasar yang disambung berikut bahan tambah (jika diperlukan) dipanasi dan mencair dalam waktu yang bersamaan, selanjutnya setelah dingin akan menjadi sambungan terpadu yang sangat kuat.
2) Keuntungan dari pengelasan antara lain :
a) Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b) Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.
c) Bahan lebih hemat.
d) Konstruksi lebih ringan.
e) Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).


3) Faktor yang mempengaruhi kualitas pengelasan
antara lain :
Teknik pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas.
4) Kampuh penyambungan las ada tiga macam yakni : kampuh sambungan lurus, kampuh sambungan Sudut dan kampuh sambungan Te.
5) Perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam dibawah ini dilihat dari kandungan karbonnya :
a) Besi : mengandung karbon 0 s.d. 4,5%.
b) Baja Karbon Rendah : mengandung karbon kurang dari 30%.
c) Baja Karbon Tinggi : mengandung karbon 0,45% s.d. 1,70%
d) Baja Cor : mengandung karbon kurang dari 0,40%.
e) Besi Cor : mengandung karbon kurang dari 2%.
6) Tujuan dari pemanasan mula pada pengelasan besi cor adalah agar tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga tidak mudah retak.

f. Lembar Kerja 1
1). Alat dan Bahan :
a). Peralatan dan Bahan Las Acetelyne dan las Listrik
b). Kain majun
2). Keselamatan Kerja :
a). Tidak melakukan pekerjaan dengan bergurau.
b). Ikuti petunjuk dari instruktur/guru pembimbing dan petunjuk yang tertera dari lembar kerja.
c). Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan prosedur yang benar.
d). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.


3). Langkah Kerja :
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan guru/ instruktur dan atau yang ada di job sheet.
c). Lakukan demonstrasi pelaksanaan K3 pada pekerjaan pengelasan!
d). Lakukan pengenalan bentuk-bentuk kampuh las!
e). Lakukan pengenalan jenis-jenis las!
f). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
g). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.


4). Tugas :
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.

2. Kegiatan Belajar 2 : 


Prosedur Pengelasan Las Busur Api dan Las Busur Cahaya Elektroda Terbungkus


a. Tujuan Kegiatan Belajar 2

Tujuan dari kegiatan belajar ini agar setelah mempelajari prosedur pengelasan diharapkan siswa dapat :

1). Menyebutkan langkah K3 (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) dalam las acetelyne dan las busur dengan benar.

2). Menyebutkan peralatan las acetelyine dan las busur beserta kegunaannya dengan benar.

3). Mengoperasikan peralatan las acetelyne sesuai dengan prosedur yang benar.

4). Melakukan langkah persiapan pengelasan dengan benar.

5). Menentukan prosedur pengelasan yang dipakai (las acetelyn atau las busur) dan melakukan pengelasan logam tersebut dengan prosedur yang benar dan hasil pengelasan yang baik.

6). Melakukan langkah akhir pengelasan seperti menutup semua semua regulator las acetelyne, mematikan tombol las listrik sesuai dengan urutannya, merapikan kembali peralatan dan tempat kerja pengelasan sesuai dengan K3L, serta menjaga peralatan las agar lebih awet sehingga mampu beroperasi secara optimal.



b. Uraian Materi 2
1). Langkah persiapan pengelasan dan K3L

  Las Karbit (las acetelyne)

  Jenis Nyala Api Las Acetelyne

  Teknik Pengelasan Las karbid

 Las Busur Cahaya (Pengelasan Arc) : Las Listrik

 

c. Rangkuman 2

1) Langkah persiapan pengelasan adalah langkah yang perlu kita lakukan sebelum melakukan pengelasan, baik las acetelyne maupun las busur listrik, agar didapat hasil pengelasan yang sempurna. Langkah persiapan yang baik akan memudahkan kita dalam proses pengelasan, waktu menjadi efektif, dan keselamatan dan kesehatan kerja semakin terjamin.

2) Hasil las Acetelyne dipengaruhi beberapa faktor antara lain : pemilihan ukuran brander, penyetelan busur nyala api, teknik pengelasan yang dipakai, serta bahan benda kerja serta bahan tambah pengelasan.

3) Hasil las busur cahaya dipengaruhi beberapa faktor yaitu : Pemilihan elektroda, bahan logam lasan, pengaturan tegangan dan arus listrik, kecepatan pengelasan, polaritas las, dan gerakan elektroda. Dalam menetukan hal-hal tersebut faktor pengalaman sangat berperan. Oleh karena itu para siswa sebaiknya sering melakukan latihan untuk mendapatkan hasil las listrik yang baik dan sempurna.


d. Tugas 2
1) Buatlah langkah-langkah secara urut prosedur pengelasan acetelyne (las karbid).
2) Buatlah langkah-langkah secara urut prosedur pengelasan Las Busur Listrik.
3) Apa yang akan anda lakukan jika terjadi kebakaran pada selang gas karbid.
4) Buatlah poster tentang K3L yang berhubungan dengan Pengelasan.
5) Lakukan kunjungan industri ke industri karoseri atau bengkel perbaikan body. Amati proses pengelasannya dan buatlah laporan kegiatan tersebut.

e. Tes Formatif 2
1) Sebutkan langkah persiapan yang perlu kita lakukan sebelum melakukan pengelasan karbid dan lass busur listrik.
2) Sebutkan gas apa saja yang sering dipakai sebagai bahan bakar dalam pengelasan busur cair.
3) Berikan 5 contoh alat pengelasan acetelyine beserta fungsi masing-masing alat tersebut.
4) Berapa derajatkah suhu yang bisa dicapa pada las acetelyne?
5) Jelaskan tentang macam-macam nyala api pada pengelasan acetelyne.
6) Jelaskan secara singkat proses terjadinya busur cahaya pada pengelasan busur listrik.
7) Apa keuntungan dan kerugian arah pengelasan pada las listrik, baik arah mundur maupun maju. Jelaskan.
8) Apa fungsi dari fluks (bahan tambah) dari elektroda pada pengelasan busur listrik.
9) Menurut anda, apa saja yang mempengaruhi agar hasil pengelasan pada las busur listrik menjadi sempurna.

f. Kunci Jawaban Formatif 2
1) Langkah persiapan yang perlu kita lakukan sebelum melakukan pengelasan las acetelyne/karbid dan las busur listrik antara lain :
a) Membuat rencana kerja.
b) Menentukan pengelasan yang akan dikerjakan.
c) Menentukan posisi pengelasan.
d) Mempersiapkan alat perakit atau alat bantu.
e) Melakukan las ikat
f) Pembersihan, Pemeriksaaan dan perbaikan alur.

2) Gas yang sering dipakai sebagai bahan bakar dalam pengelasan busur cair antara lain : gas acetelyne (karbir), gas propan, gas hydrogen, gas elpiji dll. 


3) Peralatan pengelasan acetelyine beserta fungsinya antara lain :
a) Brander las sebagai tempat bercampurnya gas karbit dengan oksigen (O2).
b) reguletor berfungsi untuk mengukur tekanan gas pada tabung dan membatasi tekanan gas yang keluar dari tabung, baik gas oksigen maupun gas karbit.
c) Katup pengaman untuk menghindari terjadinya tekanan dan pembakaran balik.
d) Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur api yang dihasilkan dari las karbid.
e) Jarum pembersih untuk membersihkan kotoran yang menyumbat pada torekh (ujung brander)

4) Suhu yang bisa dicapai dalam pengelasan Oksi-gas karbid adalah : 3.100 – 3.200 ºC
5) Macam-macam nyala api netral pada las acetelyne adalah :
Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan gas karbid. Batas nyala ketiga kerucut yang terjadi tidak jelas.
Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan oksigen. Pada nyala api oksidasi terlihat dua kerucut, dan kerucut bagian dalam pendek berwarna birupucat sampai ungu. Pada nyala api oksidasiini biasanya terdengar suara berdesis. Nyala api netral terbentuk karena campuran gas karbid dan oksigen yang seimbang. Nyala api netral terdapat dua kerucut dengan batas yang cukup jelas. Kerucut dalam berwarna putih bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening.

6) Proses terjadinya busur cahaya: Pada pembentukan busur cahaya, elektrode keluar dari kutup negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutup positif (anoda). Dari katup positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutup negatif. Melalui proses ini, ruang udara diantara katoda dan anoda (benda kerja dan elektroda ) dibuat penghantar untuk arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur cahaya. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.

7) Keuntungan dan kerugian teknik pengelasan arah maju dan arah mundur pada las listrik adalah: (a). pada arah maju memungkinkan terjadinya pemanasan awal bahan dasar, tetapi fluks tidak terlindung sehingga memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer ikut mempengaruhi pendinginan yang dapat mengakibatkan korosi. (b). Pada arah mundur tidak memungkinkan pemanasan awal logam dasar tetapi pendinginan cairan lasan dan fluks terlindung oleh gas sehingga oksigen udara luar tidak bereaksi dengan cairan lasan. Dengan demikian proses korosi dapat diminimalisir.

8) Fungsi dari fluks (bahan tambah) dari elektroda pada pengelasan busur listrik adalah :
a) Untuk memudahkan penyulutan dan pemantap busur setelah proses pengelasan berjalan.
b) Meningkatkan dampak bakar.
c) Sebagai bahan pengisi pada kampuh sambungan.
d) Untuk memperlancar pemindahan butir – butir cairan elektroda.
e) Pembentuk terak dan gas, untuk melindungi cairan logam lasan dari pengaruh udara luar (deoksidator).
9) Yang mempengaruhi agar hasil pengelasan pada las busur listrik antara lain : Pemilihan elektroda, bahan logam lasan, pengaturan tegangan dan arus listrik, kecepatan pengelasan, polaritas las, dan gerakan elektroda.

g. Lembar Kerja 2
1). Alat dan Bahan :
a). Peralatan dan bahan las acetelyne dan las listrik.
b). Kain majun

2). Keselamatan Kerja :
a). Tidak melakukan pekerjaan dengan bergurau.
b). Ikuti petunjuk dari instruktur/guru pembimbing dan petunjuk yang tertera dari lembar kerja.
c). Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan prosedur yang benar.
d). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.

3). Langkah Kerja :
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin!
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan guru/instruktur!
c). Lakukan berbagai macam gerakan pengelasan dengan las acetelyne, mengikuti job yang diberikan oleh guru!
d). Lakukan berbagai macam gerakan pengelasan dengan las busur listrik, mengikuti job yang diberikan oleh guru!
e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas!
f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula!

4). Tugas :
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2.

3. Kegiatan Belajar

3 : Pematrian

a. Tujuan Kegiatan Belajar 3
Setelah mempelajari topik ini diharapkan siswa mampu :
1). Menjelaskan pengertian dan penerapan pematrian secara umum.
2). Mengidentifikasi sambungan patri secara umum.
3). Menjelaskan proses terjadinya ikatan patri.
4). Menjelaskan aturan dasar umum pada pematrian.
5). Menjelaskan pematrian lunak pada logam berat.
6). Menjelaskan Pematrian keras untuk logam berat.

b. Uraian Materi 3
1) Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

3) Proses terjadinya ikatan patri

4). Aturan Dasar Umum Pada Pematrian

6). Celah Sambungan Patri

7). Kekuatan Ikatan Patri

8). Peralatan Pematrian

9). Pematrian Lunak Logam Berat    & Pematrian Keras Logam Berat 

 

 d. Tugas 3
1). Carilah artikel di internet tentang pematrian dan permasalahannya.
2). Buatlah langkah-langkah secara urut prosedur pematrian.
3). Lakukan kunjungan industri ke industri karoseri atau bengkel perbaikan body. Amati proses pematriannya dan buatlah laporan kegiatan tersebut.

e. Tes Formatif3
1). Apa definisi dari pematrian ?
2). Sambungan Pematrian dapat dikelompokkan menurut apa saja?
3). Jelaskan pematrian menurut suhu dan kekuatan sambungan?
4). Jelaskan proses terjadinya ikatan patri?
5). Sebutkan dan jelaskan tiga proses fisikalis pada proses pematrian?
6). Apa saja yang termasuk dalam aturan dasar pematrian?
7). Jelaskan kapan diterapkan pamatrian keras ?
8). Jelaskan kapan diterapkan pamatrian keras ?

f. Kunci Jawaban Formatif 3 (klik untuk buka)



g. Lembar Kerja 3
1). Alat dan Bahan :
a). Peralatan dan bahan Pematrian.
b). Kain majun
2). Keselamatan Kerja :
a). Tidak melakukan pekerjaan dengan bergurau.
b). Ikuti petunjuk dari instruktur/guru pembimbing dan petunjuk yang tertera dari lembar kerja.
c). Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan prosedur yang benar.
d). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja :
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan guru/instruktur.
c). Lakukan demonstrasi penggunaan peralatan pematrian!
d). Lakukan pematrian dengan berbagai jenis/ tipe patri,
mengunakan job yang diberikan oleh guru/ instruktur!
e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4). Tugas :
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3.


EVALUASI
A. PERTANYAAN

1. Jelaskan proses terjadinya ikatan metalurgi?
2. Sebutkan tiga keuntungan dari pengelasan dibandingkan dengan proses penyambungan yang lain.
3. Apa saja yang mempengaruhi kualitas pengelasan?
4. ada berapa jenis kampuh dalam proses pengelasan? Sebutkan!
5. Apa perbedaan yang mendasar dari beberapa jenis logam dibawah ini :
a. Besi
b. Baja Karbon Rendah
c. Baja Karbon Tinggi
d. Baja Cor
e. Besi Cor
6. Apa tujuan dari pemanasan mula pada pengelasan besi cor.
7. Sebutkan langkah persiapan yang perlu kita lakukan sebelum melakukan pengelasan karbid dan lass busur listrik.
8. Sebutkan gas apa saja yang sering dipakai sebagai bahan bakar dalam pengelasan busur cair.
9. Berikan 5 contoh alat pengelasan acetelyine beserta fungsi masing-masing alat tersebut.
10. Berapa derajatkah suhu yang bisa dicapa pada las acetelyne?
11. Jelaskan tentang macam-macam nyala api pada pengelasan acetelyne.
12. Jelaskan secara singkat proses terjadinya busur cahaya pada pengelasan busur listrik.
13. Apa keuntungan dan kerugian arah pengelasan pada las listrik, baik arah mundur maupun maju. Jelaskan
14. Apa saja fungsi Fluks pada las listrik dengan elektrode terbungkus?
15. Apa saja yang mempengaruhi kualitas hasil pengelasan pada las busur listrik?
16. Apa definisi dari pematrian ?
17. Sambungan Pematrian dapat dikelompokkan menurut apa saja?
18. Jelaskan pematrian menurut suhu dan kekuatan sambungan?
19. Jelaskan proses terjadinya ikatan patri?
20. Sebutkan dan jelaskan tiga proses fisikalis pada proses pematrian?
21. Apa saja yang termasuk dalam aturan dasar pematrian?
22. Jelaskan kapan diterapkan pamatrian keras ?
23. Jelaskan kapan diterapkan pamatrian keras ?

Klik untuk membuka B. KUNCI JAWABAN

 

DAFTAR PUSTAKA
Sconmetz, dkk. (1985). Pengerjaan Logam dengan Perkakas Tangan dan Mesin Sederhana, Bandung: Angkasa.
Harsono Wiryo Sumarto., Toshe Okomura. (1979). Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta : Pradnya Paramita.
Bram, G. And Dowbs, C. (1975). Manufacturing Tecnology, London: The Macmillan Press Ltd.
Romans, D. , Simon, En, (1968). Welding Processes and Tecnology, London: Pitman.

STRUKTUR BAJA II Teknik Sipil

 STRUKTUR BAJA II Teknik Sipil /


Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memahami perhitungan struktur portal baja untuk bangunan bertingkat dan penggambarannya.


Pendahuluan (pengantar desain struktur Baja) meliputi bahasan tentang perhitungan struktur baja berdasarkan keadaan plastis dan diagram tegangan dan regangan. Stabilitas balok yang dibebani lentur (kip) meliputi balok berpenampang tidak berubah bentuk dan penampang berubah bentuk. Stabilitas pelat (lipat). Perhitungan penampang-penampang. Macam portal baja meliputi portal tidak bertingkat, bertingkat dan sambungan. Portal kaku (rigid frame) meliputi perencanaan portal secara plastis. Portal gable dengan voute meliputi portal dengan perletakan sendi dan jepit. Perhitungan cara sederhana.

4.    Pendekatan Pembelajaran
Ekspositori dan Inkuiri
•    Metode    : Tatap muka (klasikal, kelompok, individual) dan non tatap muka (tugas terstruktur dan tugas mandiri)
•    Media    : Buku Teks, Modul/Diktat, LCD Projector, Over Head Projector,  Homepage/internet.
•    Tugas    : Parsiai dan terstruktur.


-    Formatif     :     Diskusi kelas, Kegiatan kelompok, tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri


6.    Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan
Pertemuan 1    :     Pendahuluan (Pengantar Desain perhitungan baja)
Pertemuan 2    :     Perhitungan cara plastis
Pertemuan 3    :     Diagram tegangan dan regangan
Pertemuan 4    :     Stabilitas balok dibebani lentur
Pertemuan 5    :     Balok penampang tidak berubah bentuk
Pertemuan b    :     Balok penampang berubah bentuk
Pertemuan 7    :     Perhitungan stabilitas pelat (lipat)

Pertemuan 9    :     Perhitungan penampang- penampang
Pertemuan 10     :    Macam-macam portal baja
Pertemuan 11     :     Perhitungan portal kaku (rigid frame)
Pertemuan 12     :     Perhitungan Sambungan pada portal
Pertemuan 13     :     Perhitungan portal dengan perletakan sendi
Pertemuan 14     :     Perhitungan portal dengan perletakan jepit
Pertemuan 15     :     Perhitungan portal cara sederhana (simple procedure)
]

Daftar Buku     

1.    Buku Utama :

•    Struktur Baja (Desain dan Perilaku), 1996, Charles G.Salmon, John E. Johnson; Konstruksi Baja, 1994, Ir. Gunawan T., dan Ir. Margaret S.;
•    Applied Structural Steel Design, 1986, Spiegel Leonard, Limbrunner George.;
•    PPBBI, 1983, DPMB;
•    Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, 2002, Puslitbang Tek Permukiman;

2.    Referensi :

•    William Mc. Guire, Steel Structures, Prentice Hall, Inc, 1968.
•    Edwin R. Gaylord, Yr - Charles n. Gaylord, Design of Steel Structures, Mc, Graw - Hill Book Company, 1972.
•    John E. Lothers, Design in Structural Steel, Prantices - Hill Inc. 1972.
•    Ram Chandra, Design of steel Structures, Standard Book House, 1976.
•    A.P Posma, I - J.E. De Vries, ir, Konstruksi Baja - Tori, Perhitungn dan Pelaksanaan.
•    Loa Drmawan, Prof, Ir, Diktat Konstruksi Baja I, Bagian Sipil Institut Teknologi Bandung
•    Loa Drmawan, Prof, Ir, Diktat Konstruksi Baja II, Bagian Sipil Institut Teknologi Bandung
•    Hannis Burhan, Ir, Konstruksi Baja, Bagian Sipil Institut Teknologi Bandung
•    Peraturan-Peraturan untuk merencankan konstruksi Baja, Penyelidikan Masalah Bangunan, Direktorat Jendraf Cipta Karya. Dpartemen Pekerjaan Umum
•    Daftar Profil untuk Konstruksi Baja, Buku Seri Teknologi.

Struktur Beton I : Pendidikan Teknik Sipil

Pendidikan Teknik Sipil
Struktur Beton I

Perkuliahan konstruksi beton 1 membahas balok dan pelat dari sudut pandang kriteria desain balok; análisis dan desain balok; análisis dan desain pelat; serta kemampuan kelayanan pelat-balok.

 


Ekspositori dan inkuiri

- Metode   : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemecahan masalah.

- Tugas     : Perorangan (parsial dan terstruktur), kelompok (makalah)


8.    Rincian Materi Perkuliahan Tiap Pertemuan

-  Pertemuan 1     :    Kriteria desain balok 

-  Pertemuan 2     :    Kriteria desain balok

-  Pertemuan 3     :    Analisis dan desain balok

-  Pertemuan 4     :    Analisis dan desain balok

-  Pertemuan 5     :    Análisis dan desain balok

-  Pertemuan 6     :   Analisis dan desain balok

-  Pertemuan 7     :   Analisis dan desain balok

-  Pertemuan 9     :    Analisis dan desain pelat

-  Pertemuan 10   :    Analisis dan desain pelat

-  Pertemuan 11   :    Analisis dan desain pelat

-  Pertemuan 12   :    Analisis dan desain pelat

-  Pertemuan 13   :    Analisis dan desain pelat

-  Pertemuan 14   :    Kemampuan kelayanan

-  Pertemuan 15   :    Kemampuan kelayanan


 

  1. Referensi

1.  Istimawan Dipohusodo, “Struktur Beton Bertulang”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996

2.  L.Wahyudi dan Syahril A.Rahim, “Struktur Beton Bertulang”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999

3.  Trianto Budi Astanto, “Konstruksi Beton Bertulang”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2001

4.  Departemen Pekerjaan Umum, “Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan Gedung”, Yayasan LPMB, Bandung, 1991

 

 


ACARA PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah           : Struktur Beton I


 

Pertemuan ke

Tujuan Pembelajaran Khusus (performance/indicator)

Pokok Bahasan/sub-pokok bahasan

Metode Pembelajaran

Media Pembelajaran

Tugas dan Evaluasi

Alokasi Waktu

Referensi

1

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang bahan pembuat beton, mutu beton, kekuatan beton terhadap gaya tekan dan gaya tarik, sifat rangkak dan susut

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami standar dan peraturan dalam perencanaan beton bertulang

Kriteria Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

2

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami beban yang bekerja pada struktur beton, faktor beban yang digunakan dalam perhitungan

Kriteria Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

3

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami kondisi tarik dan kondisi tekan pada balok, pengaruh lentur dan gaya lateral pada balok, distribusi tegangan dan regangan pada balok.

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang penulangan tunggal pada balok, keruntuhan  tarik dan keruntuhan tekan

Analisis dan Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

4

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penulangan rangkap pada balok

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang desain penulangan tunggal pada balok segiempat

Analisis dan Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

5

Mahasisa dapat mengerti dan memahami tentang desain penulangan rangkap pada balok segiempat.

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang desain penampang balok T

Analisis dan Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

6

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang distribusi tegangan geser pada balok

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penulangan balok tanpa tulangan geser

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang desain tulangan geser pada balok

Analisis dan Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

7

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keruntuhan geser berdasarkan analogi busur dan rangka

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang gaya aksial tekan dan gaya aksial tarik yang bekerja serentak dengan gaya geser dan momen lentur

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang perencanaan geser menurut SNI

Analisis dan Desain Balok

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

8

UTS

9

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang momen-momen dan gaya geser pada pelat beton

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang sistem lantai flat slab, sistem lantai grid, sistem lajur balok, sistem pelat dan balok

Analisis dan Desain Pelat

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

10

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang pengertian pelat satu arah dan penggunaannya dalam praktek

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang analisis pelat satu arah, dengan memperhitungkan faktor susut dan temperatur

Analisis dan Desain Pelat

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

11

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang pengertian pelat dua arah.

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang cara analisis koefisien momen, menghitung momen berdasarkan tabel koefisien momen lentur, membedakan antara terjepit penuh, elastis dan bebas

Analisis dan Desain Pelat

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

12

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang ketentuan dalam menggunakan metode perencanaan langsung

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang pembagian momen positif dan negatif

menu rut lajur kolom dan lajur tengah, perhitungan momen statis total pada panel.

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang distribusi momen arah lateral

Analisis dan Desain Pelat

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

13

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang momen inersia pelat-balok, dan kolom ekivalen

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang analisis metode portal ekivalen

Analisis dan Desain Pelat

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

14

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami ten tang pengendalian retak pada bagian yang mengalami gaya tarik, cara-cara mengendalikan retak pada struktur

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang lendutan

Kemampuan kelayanan

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

15

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang pengendalian retak pada bagian yang mengalami gaya tarik, cara-cara mengendalikan retak pada struktur

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang lendutan

Kemampuan kelayanan

 

Tatap muka dan diskusi

Papan tulis, LCD/OHP

 

100 menit

1,2,3,4

16

UAS

 

Jasa Desain, Bangun dan Renovasi : rumah, toko, warung, kantor, taman, interior, pagar, kanopi, furniture. Konsep spesial pribadi Anda. Lebih indah, hemat, mudah, ringan, dan aman



Layanan Jasa Konstruksi dan Pengelasan